Tidak ada yang salah dari kabut hitam, jernih, perih hati, kalut hati, putus asa, sedih, derita, nestapa, bahagia, celaka, dst, sebab semua itu ciptaan Allah. Kesalahan hanya ada pada kita, khalifah bumi, dalam menyikapinya. Tanpa semua keadaan itu, lalu dengan apakah kita diuji keteguhan iman dan kejernihan amal perbuatan sehingga mendapatkan hak atas kasih dan keridlaan Allah awj kelak?
Saat beban hati kita curahkan bukan kepada Allah, saat itu kita bukan muslim yang sabar, maka terlepaslah segala kemuliaan yang Allah janjikan bagi mereka yang sabar. Contoh: curhat, meratap, gosip, marah, senang pujian/pamer, ... umumnya kita begitu astaghfirullah.
OBATNYA: inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
1.CURHATMencurahkan perasaan kita kepada orang lain dengan maksud meringankan beban yang dirasakan hati. Masih mending jika tidak ada unsur ghibah (ngomongin orang) yang adalah dosa besar.
Curhat mencuatkan istilah SHARING kepermukaan, tetapi dengan penerapan dan pengetahuan yang dangkal (asal pakai) sehingga kualitas diri muslim jauh dari ketangguhan/sabar.
Jika kita sadar bahwa hati, apa yang dirasakan hati, komplexitas penyebab rona hati adalah milik Allah, maka saat kita tidak mampu menahan nuansa hati lalu kita kembalikan kepada Allah dengan ikhlas (inna lillahi wa inna ilaihi rajiun), insyaallah kita bangga sebagai muslim sejati yang sulit tergetar hati oleh selain Allah.
2.MERATAPKeadaan dimana hati tidak ikhlas/sudi/rela menerima suatu beban kesedihan dan serta-merta ingin apa yang 'hilang' kembali termiliki
Islam melarang meratap sebab saat seperti ini kita benar2 kehilangan IMAN, bahkan jauh dari keikhlasan seorang hamba Allah.
Seharusnya kita ikhlas, bahwa Allah telah mengambil kembali apa yang dititipkan kepada kita (harta, nyawa, jiwa, akal, tahta, hati, perasaan, dst apapun yang mampu kita sebutkan adalah milik Allah). Bahkan senang, sedih, sakit, sehat, nyeri, pening, pusing, mual, dst adalah milik Allah.
Bahkan Rasulullah melarang para sahabat/ummatnya 'meratapi' kepergian beliau yang sungguh-sungguh kehilangan akbar ummat manusia sepanjang zaman. Bahkan berkunjung ke makam beliau pun diperintahkan diperjarang.
Maka ucapkan dengan ikhlas dan penuh kesadaran seorang muslim (iman): innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
3.GOSIPKita harus sadar benar bahwa Islam melarang ghibbah.. satu diantara dosa terbesar setelah bicara dusta.
Gosip telah diangkat iblis menjadi satu 'budaya' (bahkan 'kebanggaan' manusia) penghancur akar keimanan kita, bahkan membakakar hangus segenap perbekalan kita untuk perjalanan alam-mahsyar.. astaghfirullah.
Gosip sebenarnya bentuk nyata dari ketidak ikhlasan kita akan 'posisi' kita terima, senang dengan nasib-buruk orang, bangga jika tahu info orang/seleb/dst, .... semuanya tipuan iblis dihati kita. Padahal hati kita sebenarnya mengakui bahwa semua 'kesenangan' bergosip itu tidak pernah nyata senangnya, apalagi bahagia. Na'udzubillah.
Ikhlaskan hati bahwa apa yang ditangkap panca-indra adalah dalam genggaman Allah (dari dan kembali kepada Allah). Tak pantas kita merasa 'memiliki' atau 'numpang beken lewat pengetahuan semu yang ditangkap panca indra diterjemahkan salah oleh hawa nafsu'. Tak pantas, tak benar, tak lucu pula.
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
4.MARAH
Umumnya marah terjadi karena kita tidak bisa menerima suatu keadaan, atau kita menghadapi keadaan yang tidak klop dengan keinginan, dimana kita merasa kita di posisi berkuasa atas keadaan itu.
Sadarlah, bahkan Fir'aun tidak bisa menegakkan bendera bahwa dirinya adalah Tuhan, apalagi membuktikan dirinya Tuhan. Bahkan melindungi bala-tentaranya dari tenggelam saja tidak mampu. APALAGI kita yang keinginannya tidak se-nyeleneh Fir'aun, ngapain marah-marah.
Sadar bahwa apa pun dengan izin Allah, bahkan satu kata tidak mampu keluar dari mulut kita walau sudah tiba di lidah jika Allah tidak mengizinkan.. ini bukan teori, ini nyata (senyata tak-hingga kemungkinan terjadi sebelum kata itu terlontar dari ujung lidah: tsunami, gempa, petir menyambar, lampu-padam, piring pecah bikin kaget, dst). Maka untuk apa kita marah jika keadaan yang kita inginkan tidak terjadi, ikhlaskan dan ucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
5.SENANG PUJIAN, RIA, UJUB, dst
Bentuknya sangat banyak tetapi intinya sama: sebenarnya itu cerminan kita tidak percaya diri alias ingin diperhatikan orang lain. Asalnya pun beragam tetapi awalnya adalah dari keinginan memiliki apa yang orang lain miliki (popularitas, gaya, mode, kecantikan, dst).
Artinya: apa yang kita coba tunjukkan/pamerkan itu sebenarnya belum kita miliki, tapi tidak-sabar ingin orang 'tahu' bahwa kita memilikinya. Na'udzubillah.
Istighfarlah. Sebab ria, ujub, sombong dst diancam oleh Allah. Angkuh adalah Pakaian Allah, barangsiapa memakainya maka Allah menantangnya. Astaghfirullah, bayangkan bagaimana nasib Fir'aun kelak kita saksikan... lalu bagaimana kita?
Apa pun milik Allah: kita, apa yang melekat pada kita, energi yang kita pakai, makanan yang kita makan, keinginan dan gemuruh dalam dada, hawa-nafsu, iblis, setan, jin, ... apa yang kita inginkan, dst ... adalah milik Allah. Lalu apa alasan kita bangga diri, pamer, dst.
Sungguh: inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Semoga bermanfaat bagi yang menyimaknya khususnya saya pribadi ya Allah. Amin.
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=262558093760535
seperti biasa mau nanya tentang blog saya PM aje di FB fahrul asta
Saat beban hati kita curahkan bukan kepada Allah, saat itu kita bukan muslim yang sabar, maka terlepaslah segala kemuliaan yang Allah janjikan bagi mereka yang sabar. Contoh: curhat, meratap, gosip, marah, senang pujian/pamer, ... umumnya kita begitu astaghfirullah.
OBATNYA: inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.
1.CURHATMencurahkan perasaan kita kepada orang lain dengan maksud meringankan beban yang dirasakan hati. Masih mending jika tidak ada unsur ghibah (ngomongin orang) yang adalah dosa besar.
Curhat mencuatkan istilah SHARING kepermukaan, tetapi dengan penerapan dan pengetahuan yang dangkal (asal pakai) sehingga kualitas diri muslim jauh dari ketangguhan/sabar.
Jika kita sadar bahwa hati, apa yang dirasakan hati, komplexitas penyebab rona hati adalah milik Allah, maka saat kita tidak mampu menahan nuansa hati lalu kita kembalikan kepada Allah dengan ikhlas (inna lillahi wa inna ilaihi rajiun), insyaallah kita bangga sebagai muslim sejati yang sulit tergetar hati oleh selain Allah.
2.MERATAPKeadaan dimana hati tidak ikhlas/sudi/rela menerima suatu beban kesedihan dan serta-merta ingin apa yang 'hilang' kembali termiliki
Islam melarang meratap sebab saat seperti ini kita benar2 kehilangan IMAN, bahkan jauh dari keikhlasan seorang hamba Allah.
Seharusnya kita ikhlas, bahwa Allah telah mengambil kembali apa yang dititipkan kepada kita (harta, nyawa, jiwa, akal, tahta, hati, perasaan, dst apapun yang mampu kita sebutkan adalah milik Allah). Bahkan senang, sedih, sakit, sehat, nyeri, pening, pusing, mual, dst adalah milik Allah.
Bahkan Rasulullah melarang para sahabat/ummatnya 'meratapi' kepergian beliau yang sungguh-sungguh kehilangan akbar ummat manusia sepanjang zaman. Bahkan berkunjung ke makam beliau pun diperintahkan diperjarang.
Maka ucapkan dengan ikhlas dan penuh kesadaran seorang muslim (iman): innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
3.GOSIPKita harus sadar benar bahwa Islam melarang ghibbah.. satu diantara dosa terbesar setelah bicara dusta.
Gosip telah diangkat iblis menjadi satu 'budaya' (bahkan 'kebanggaan' manusia) penghancur akar keimanan kita, bahkan membakakar hangus segenap perbekalan kita untuk perjalanan alam-mahsyar.. astaghfirullah.
Gosip sebenarnya bentuk nyata dari ketidak ikhlasan kita akan 'posisi' kita terima, senang dengan nasib-buruk orang, bangga jika tahu info orang/seleb/dst, .... semuanya tipuan iblis dihati kita. Padahal hati kita sebenarnya mengakui bahwa semua 'kesenangan' bergosip itu tidak pernah nyata senangnya, apalagi bahagia. Na'udzubillah.
Ikhlaskan hati bahwa apa yang ditangkap panca-indra adalah dalam genggaman Allah (dari dan kembali kepada Allah). Tak pantas kita merasa 'memiliki' atau 'numpang beken lewat pengetahuan semu yang ditangkap panca indra diterjemahkan salah oleh hawa nafsu'. Tak pantas, tak benar, tak lucu pula.
Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
4.MARAH
Umumnya marah terjadi karena kita tidak bisa menerima suatu keadaan, atau kita menghadapi keadaan yang tidak klop dengan keinginan, dimana kita merasa kita di posisi berkuasa atas keadaan itu.
Sadarlah, bahkan Fir'aun tidak bisa menegakkan bendera bahwa dirinya adalah Tuhan, apalagi membuktikan dirinya Tuhan. Bahkan melindungi bala-tentaranya dari tenggelam saja tidak mampu. APALAGI kita yang keinginannya tidak se-nyeleneh Fir'aun, ngapain marah-marah.
Sadar bahwa apa pun dengan izin Allah, bahkan satu kata tidak mampu keluar dari mulut kita walau sudah tiba di lidah jika Allah tidak mengizinkan.. ini bukan teori, ini nyata (senyata tak-hingga kemungkinan terjadi sebelum kata itu terlontar dari ujung lidah: tsunami, gempa, petir menyambar, lampu-padam, piring pecah bikin kaget, dst). Maka untuk apa kita marah jika keadaan yang kita inginkan tidak terjadi, ikhlaskan dan ucapkan: Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
5.SENANG PUJIAN, RIA, UJUB, dst
Bentuknya sangat banyak tetapi intinya sama: sebenarnya itu cerminan kita tidak percaya diri alias ingin diperhatikan orang lain. Asalnya pun beragam tetapi awalnya adalah dari keinginan memiliki apa yang orang lain miliki (popularitas, gaya, mode, kecantikan, dst).
Artinya: apa yang kita coba tunjukkan/pamerkan itu sebenarnya belum kita miliki, tapi tidak-sabar ingin orang 'tahu' bahwa kita memilikinya. Na'udzubillah.
Istighfarlah. Sebab ria, ujub, sombong dst diancam oleh Allah. Angkuh adalah Pakaian Allah, barangsiapa memakainya maka Allah menantangnya. Astaghfirullah, bayangkan bagaimana nasib Fir'aun kelak kita saksikan... lalu bagaimana kita?
Apa pun milik Allah: kita, apa yang melekat pada kita, energi yang kita pakai, makanan yang kita makan, keinginan dan gemuruh dalam dada, hawa-nafsu, iblis, setan, jin, ... apa yang kita inginkan, dst ... adalah milik Allah. Lalu apa alasan kita bangga diri, pamer, dst.
Sungguh: inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Semoga bermanfaat bagi yang menyimaknya khususnya saya pribadi ya Allah. Amin.
Sumber : http://www.facebook.com/note.php?note_id=262558093760535
sungguh nikmat berbagi.
seperti biasa mau nanya tentang blog saya PM aje di FB fahrul asta
0 komentar:
Posting Komentar