Hey agan2 bertemu lagi sma saya. :)
sumber dari info di bawah dari web SMA 3 jogja..
CIKIDOT
Penjurusan dan pemilihan prodi kuliah. Ternyata banyak anak-anak SMA 3 Jogja yang belum paham betul tentang kiat-kiat untuk memilih 2 hal tersebut yang justru sangat menentukan masa depan kita. Untuk itu dalam edisi Progresif #19 ini, kami memuat hasil wawancara tim Progresif dengan Drs. Untung, Sabtu 22 Mei 2010 tentang seluk beluk dan kiat-kiat pemilihan penjurusan kelas dan pemilihan prodi kuliah.
PROGRESIF (P): Selamat pagi, Pak. Mau tanya-tanya soal pemilihan prodi (program pendidikan-red) nih. Berdasarkan jurusan IPA atau IPS yang ditempuh di SMA, masing-masing paling banyak melanjutkan ke fakultas mana ya?
Pak Untung (PU): Untuk tahun ajaran 2009/2010 ini, dari IPA masih banyak anak-anak Padmanaba yang melanjutkan ke pendidikan dokter umum, teknik industri, teknik kimia, teknik arsitektur, dan teknik farmasi. Sedangkan dari IPS rata-rata melanjutkan ke pendidikan akuntansi, manajemen, HI, dan komunikasi.
(P): Wah, ternyata kebanyakan masih memfavoritkan kedokteran umum dan akuntansi ya. Namun bagaimana dengan siswa-siswi SMA 3 Jogja yang belum mendapat bayangan, Pak? Apa saja tindakan dari sekolah?
(PU): Dari pihak sekolah sendiri biasanya menyediakan narasumber, mbak. Di tahun ajaran ini misalnya, sekolah mendatangkan ketua UM UGM, Dr. Budi Prasetyo, menjelaskan pemilihan prodi serta persaingannya dan mengundang tidak hanya murid tetapi juga orangtua murid. Harapannya setelah dari acara tersebut mereka dapat berdiskusi di rumah, karena ternyata masih banyak antara murid dan orangtua berbeda pendapat soal pemilihan prodi sehingga justru menimbulkan masalah nantinya.
(P): Nah, sekarang tentang program IPC nih Pak. Banyak yang masih belum tau, apa program IPC sebenarnya?
(PU): Program IPC itu sebenarnya merupakan jalur seleksi PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang dapat memilih sekaligus prodi IPA dan IPS. Misalnya, pilihan prodi pertama IPA, kedua IPA, ketiga IPS atau bisa juga dua pilihan di prodi IPS, satu di prodi IPA. Namun kecenderungan anak-anak SMA yang duduk di kelas IPS yang ingin mengambil prodi IPA di kuliah nanti akan berat, karena ilmu yang diajarkan di IPA jelas lebih spesifik dan tidak diajarkan di IPS.
Juga anak-anak dari jurusan IPA yang mengambil prodi di IPS, persentase kesuksesannya malah lebih kecil dari anak-anak IPS yang memang mengambil prodi IPS juga. Maka dari itu, saya menganjurkan bagi siswa-siswi untuk sedari dini, yakni sedari SMA mengambil jurusan IPA atau IPS yang memang sudah direncanakan nantinya kuliah akan lanjut kuliah ke prodi apa, IPA atau IPS. Saya juga menyarankan untuk anak-anak kelas IPS yang ingin kuliah di prodi IPS supaya mengikuti les matematika, karena pada saat tes masuk universitas nanti, anak-anak kelas IPS juga akan bersaing dengan banyak anak-anak IPA yang ingin kuliah di prodi IPS, padahal anak-anak IPA ini matematika yang diajarkan dulu lebih spesifik dan lebih dalam dibandingkan IPS.
Sekedar informasi, banyak kasus di mana mahasiswa jurusan akuntansi yang dulunya jebulan IPS, pada tahun ke-1 dan 2 masa kuliahnya mereka menang dari mahasiswa akuntansi yang dulu jebulan IPA, karena di SMA mereka udah diajarkan akuntansi dasar. Tapi ternyata di tahun ke-3 dan seterusnya justru banyak yang jebulan IPA menang dari IPS, karena ilmu hitung/matematika mereka lebih dalam dari anak-anak yang dulunya IPS.
(P): Kalau kiat-kiat memilih prodi di perguruan tinggi?
(PU): Yang jelas pahami dulu, besok kalian ingin bekerja seperti apa, di lingkungan yang seperti apa, dst. Tapi jangan lupa melihat kemampuan kalian juga, jadilah orang yang realistis. Saya sih menyarankan untuk mengambil psikotes (tes minat dan bakat). Dari situ, kalian akan tau kemampuan kalian berdasarkan minat dan bakat kalian. Dan harapannya dari hasil tersebut kalian paham akan potensi kalian.
(P): Nah, tapi pentingkah bakat dan kesukaan itu, Pak?
(PU): Minat atau kesukaan itu sebenarnya dipengaruhi lingkungan, sementara bakat itu kemampuan bawaan atau kemampuan yang masih tidur. Orang yang memiliki potensi tapi tidak memiliki minat, tingkat kesuksesannya lebih tinggi dari orang yang memiliki minat tapi tidak memiliki potensi. Nah, akan sangat jauh lebih tinggi lagi anak-anak yang memiliki potensi dan minat secara bersamaan. Itu yang saya harapkan dari anak-anak Padmanaba.
(P): Siap, Pak Untung! Pertanyaan terakhir, apa harapan Pak Untung untuk anak-anak Padmanaba ke depannya?
(PU): Untuk anak-anakku yang akan duduk di kelas 3, mulai sekarang tingkatkan motivasi berprestasi kalian. Kurangi kegiatan berorganisasi yang dapat menghambat pencapaian cita-cita. Juga, pesan saya bangunlah budaya kualitas dalam pribadi kalian, bukan hanya budaya lulus dan dapat kursi di perguruan tinggi. Kualitas tersebut misalnya dalam hal sopan santun dan kepedulian terhadap sekitar, yang mestinya dimulai sejak dini. Kalau di sekolah berpapasan dengan Bapak/Ibu guru ya seharusnya kalian sapa, atau sekedar tersenyum dan meundukkan kepala, bukannya acuh tak acuh. Harapan saya, semoga kalian sukses dan selamat berjuang.
sumber dari info di bawah dari web SMA 3 jogja..
CIKIDOT
Penjurusan dan pemilihan prodi kuliah. Ternyata banyak anak-anak SMA 3 Jogja yang belum paham betul tentang kiat-kiat untuk memilih 2 hal tersebut yang justru sangat menentukan masa depan kita. Untuk itu dalam edisi Progresif #19 ini, kami memuat hasil wawancara tim Progresif dengan Drs. Untung, Sabtu 22 Mei 2010 tentang seluk beluk dan kiat-kiat pemilihan penjurusan kelas dan pemilihan prodi kuliah.
PROGRESIF (P): Selamat pagi, Pak. Mau tanya-tanya soal pemilihan prodi (program pendidikan-red) nih. Berdasarkan jurusan IPA atau IPS yang ditempuh di SMA, masing-masing paling banyak melanjutkan ke fakultas mana ya?
Pak Untung (PU): Untuk tahun ajaran 2009/2010 ini, dari IPA masih banyak anak-anak Padmanaba yang melanjutkan ke pendidikan dokter umum, teknik industri, teknik kimia, teknik arsitektur, dan teknik farmasi. Sedangkan dari IPS rata-rata melanjutkan ke pendidikan akuntansi, manajemen, HI, dan komunikasi.
(P): Wah, ternyata kebanyakan masih memfavoritkan kedokteran umum dan akuntansi ya. Namun bagaimana dengan siswa-siswi SMA 3 Jogja yang belum mendapat bayangan, Pak? Apa saja tindakan dari sekolah?
(PU): Dari pihak sekolah sendiri biasanya menyediakan narasumber, mbak. Di tahun ajaran ini misalnya, sekolah mendatangkan ketua UM UGM, Dr. Budi Prasetyo, menjelaskan pemilihan prodi serta persaingannya dan mengundang tidak hanya murid tetapi juga orangtua murid. Harapannya setelah dari acara tersebut mereka dapat berdiskusi di rumah, karena ternyata masih banyak antara murid dan orangtua berbeda pendapat soal pemilihan prodi sehingga justru menimbulkan masalah nantinya.
(P): Nah, sekarang tentang program IPC nih Pak. Banyak yang masih belum tau, apa program IPC sebenarnya?
(PU): Program IPC itu sebenarnya merupakan jalur seleksi PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang dapat memilih sekaligus prodi IPA dan IPS. Misalnya, pilihan prodi pertama IPA, kedua IPA, ketiga IPS atau bisa juga dua pilihan di prodi IPS, satu di prodi IPA. Namun kecenderungan anak-anak SMA yang duduk di kelas IPS yang ingin mengambil prodi IPA di kuliah nanti akan berat, karena ilmu yang diajarkan di IPA jelas lebih spesifik dan tidak diajarkan di IPS.
Juga anak-anak dari jurusan IPA yang mengambil prodi di IPS, persentase kesuksesannya malah lebih kecil dari anak-anak IPS yang memang mengambil prodi IPS juga. Maka dari itu, saya menganjurkan bagi siswa-siswi untuk sedari dini, yakni sedari SMA mengambil jurusan IPA atau IPS yang memang sudah direncanakan nantinya kuliah akan lanjut kuliah ke prodi apa, IPA atau IPS. Saya juga menyarankan untuk anak-anak kelas IPS yang ingin kuliah di prodi IPS supaya mengikuti les matematika, karena pada saat tes masuk universitas nanti, anak-anak kelas IPS juga akan bersaing dengan banyak anak-anak IPA yang ingin kuliah di prodi IPS, padahal anak-anak IPA ini matematika yang diajarkan dulu lebih spesifik dan lebih dalam dibandingkan IPS.
Sekedar informasi, banyak kasus di mana mahasiswa jurusan akuntansi yang dulunya jebulan IPS, pada tahun ke-1 dan 2 masa kuliahnya mereka menang dari mahasiswa akuntansi yang dulu jebulan IPA, karena di SMA mereka udah diajarkan akuntansi dasar. Tapi ternyata di tahun ke-3 dan seterusnya justru banyak yang jebulan IPA menang dari IPS, karena ilmu hitung/matematika mereka lebih dalam dari anak-anak yang dulunya IPS.
(P): Kalau kiat-kiat memilih prodi di perguruan tinggi?
(PU): Yang jelas pahami dulu, besok kalian ingin bekerja seperti apa, di lingkungan yang seperti apa, dst. Tapi jangan lupa melihat kemampuan kalian juga, jadilah orang yang realistis. Saya sih menyarankan untuk mengambil psikotes (tes minat dan bakat). Dari situ, kalian akan tau kemampuan kalian berdasarkan minat dan bakat kalian. Dan harapannya dari hasil tersebut kalian paham akan potensi kalian.
(P): Nah, tapi pentingkah bakat dan kesukaan itu, Pak?
(PU): Minat atau kesukaan itu sebenarnya dipengaruhi lingkungan, sementara bakat itu kemampuan bawaan atau kemampuan yang masih tidur. Orang yang memiliki potensi tapi tidak memiliki minat, tingkat kesuksesannya lebih tinggi dari orang yang memiliki minat tapi tidak memiliki potensi. Nah, akan sangat jauh lebih tinggi lagi anak-anak yang memiliki potensi dan minat secara bersamaan. Itu yang saya harapkan dari anak-anak Padmanaba.
(P): Siap, Pak Untung! Pertanyaan terakhir, apa harapan Pak Untung untuk anak-anak Padmanaba ke depannya?
(PU): Untuk anak-anakku yang akan duduk di kelas 3, mulai sekarang tingkatkan motivasi berprestasi kalian. Kurangi kegiatan berorganisasi yang dapat menghambat pencapaian cita-cita. Juga, pesan saya bangunlah budaya kualitas dalam pribadi kalian, bukan hanya budaya lulus dan dapat kursi di perguruan tinggi. Kualitas tersebut misalnya dalam hal sopan santun dan kepedulian terhadap sekitar, yang mestinya dimulai sejak dini. Kalau di sekolah berpapasan dengan Bapak/Ibu guru ya seharusnya kalian sapa, atau sekedar tersenyum dan meundukkan kepala, bukannya acuh tak acuh. Harapan saya, semoga kalian sukses dan selamat berjuang.